Organisasi Muhammadiyah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 November 1912, secara aktif menyebarkan dakwah Islam berkemajuan ke berbagai daerah di Indonesia. Blora, yang terletak di bagian timur Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan wilayah Jawa Timur, termasuk salah satu daerah awal yang menerima pengaruh Muhammadiyah.
Menurut catatan sejarah, Cabang Muhammadiyah di Blora resmi didirikan pada tanggal 27 November 1921, menjadikannya salah satu cabang tertua di Jawa Tengah. Penyebaran Muhammadiyah ke Blora banyak dipengaruhi oleh jaringan dakwah dan perdagangan dari Solo dan Yogyakarta, serta oleh perantau dan guru Muhammadiyah yang berdiaspora ke Blora.
Di masa kolonial, kondisi pendidikan dan pelayanan sosial di Blora sangat terbatas. Hal ini menjadi celah dakwah dan pelayanan yang diisi oleh kader-kader Muhammadiyah awal di Blora. Para mubaligh dan guru Muhammadiyah menyebarkan ajaran Islam yang murni, rasional, dan memberantas takhayul, bid’ah, dan khurafat (TBC) melalui pengajian, pendidikan, serta balai pengobatan sederhana.
Kiprah Pendidikan Muhammadiyah Blora
Salah satu pilar utama dakwah Muhammadiyah adalah pendidikan. Di Blora, amal usaha pendidikan Muhammadiyah berkembang secara signifikan. Lembaga pendidikan Muhammadiyah dikenal karena menggabungkan kurikulum nasional dengan nilai-nilai Islam.
Tercatat hingga saat ini Muhammadiyah Blora mengelola puluhan sekolah dan madrasah. Lembaga pendidikan ini tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan umum, tetapi juga menanamkan akhlak, kedisiplinan, dan semangat keislaman yang kuat.
Pada tahun 1987, Muhammadiyah Blora mendirikan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Blora, yang kemudian berubah nama menjadi STAI Muhammadiyah (STAIM) Blora. Perguruan tinggi ini menjadi pusat pendidikan tinggi Islam di wilayah Blora
Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Komitmen Muhammadiyah Blora di bidang sosial dan kesehatan juga terlihat dari pendirian Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Cepu, yang awalnya berupa Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan sejak tahun 1985. Kini, PKU Cepu menjadi rumah sakit modern yang memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat umum di Blora dan sekitarnya.
Di bidang sosial, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Blora aktif menyalurkan bantuan pendidikan, kesehatan, bantuan bencana, dan pemberdayaan ekonomi umat. Kegiatan seperti santunan anak yatim, paket Ramadan, dan pembagian sembako rutin dilakukan untuk masyarakat dhuafa.
Kepemimpinan Terbaru dan Arah Gerakan
Dalam Musyawarah Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Blora untuk periode Muktamar ke-48, M. Syaifuddin terpilih sebagai Ketua PDM Blora. Dalam pidato pertamanya, beliau menyampaikan pentingnya gerakan kolektif dan kolaborasi, serta memperkuat dakwah yang mencerahkan, memberdayakan, dan menggembirakan.
Visi Muhammadiyah Blora ke depan diarahkan untuk:
-
Meningkatkan kualitas amal usaha Muhammadiyah (AUM)
-
Memperluas jangkauan dakwah digital dan sosial
-
Menjalin kerja sama strategis dengan pemerintah, ormas, dan komunitas
-
Memperkuat kaderisasi dan ideologi Muhammadiyah di semua tingkatan
Penutup: Jejak yang Tak Pernah Usai
Sejarah Muhammadiyah Blora adalah bagian dari sejarah panjang kebangkitan umat Islam di Indonesia. Berawal dari satu cabang kecil tahun 1921, kini Muhammadiyah Blora telah memiliki jejak amal usaha di berbagai lini kehidupan masyarakat.
Dengan semangat Islam Berkemajuan, Muhammadiyah Blora akan terus hadir sebagai pelayan umat yang tak hanya mengajarkan agama, tapi juga memperjuangkan keadilan sosial, pendidikan bermutu, dan kesehatan yang merata.